Nama-Nama Kerajaan Islam Di Jawa Dan Sejarah Singkatnya

Nama-Nama Kerajaan Islam Di Jawa Dan Sejarah Singkatnya
Senin, Mei 08, 2017
Tahukah anda kapan dan bagaimana proses islamisasi di tanah jawa? Islam masuk ke jawa melalui pesisir utara pulau Jawa. Bukti sejarah tentang awal mula kedatangan islam di jawa antara lain ialah makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat tahun 475H atau 1082 M di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di persia.



Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makan Maulana Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak kepedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan makam islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana majapahit. Berdasarkan informasi ini, tentu kalian dapat mengambil kesimpulan bahwa islam itu sudah lama masuk ke Pulau Jawa, jauh sebelum bangsa barat menjejakan kaki di pulau ini. Untuk lebih jelasnya marikita paparkan beberapa kerajaan-kerajaan islam yang ada di pulau jawa.

Beberapa Kerajaan-Kerajaan Yang Ada Di Pulau Jawa


1. Kerajaan Demak

Para ahli memperkirakan demak berdiri pada tahun 1500. Sementara Majapahit hancur beberapa waktu sebelumnya. Menurut sumber sejarah lokal di jawa, keruntuhan majapahit terjadi sekitar tahun 1478. Hal ini ditandai dengan candrasengkala, sirna hilang kertaning bhumi yang berarti memiliki angka tahun 1400 saka. Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Fatah, yang bergelar SUltan Alam Akbar Al-Fatah.

Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518. Menurut cerita rakyat jawa timur, Raden Fatah merupakan keturunan raja terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Dibawah pemerintahan Raden Fatah, Kerajaan Demak berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasilan bahan makanan, terutama beras. Selain itu, Demak juga tumbuh menjadi sebuah kerajaan maritim karena letaknya di jalur perdagangan antara Malaka dan Maluku. Oleh karena itu kerajaan Demak disebut juga sebuah kerajaan yang agraris-maritim. Barang dagangan yang yang diekspor Kerajaan Demak antara lain: beras, lilin dan madu. barang-barang itu diekspor ke Malaka, Maluku dan Samudra Pasai.

Pada masa pemerintahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak cukup luas, meliputi Jepara,Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di kalimantan. Daerah-daerah pesisir jawa bagian tengah dan timur kemudian mengakui kedaulatan Demak dan mengibarkan panji-panjinya. Kemajuan yang dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan portugis. karena Malaka sudah dikuasai oleh portugis, maka para pedagang yang tidak simpatik dengan kehadiran Portugis di Malaka beralih haluan menuju pelabuhan-pelabuhan Demak seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan dan Gresik. Pelabuhan-pelabuhan tersebut kemudian berkembang menjadi pelabuhan transit.

Selain tumbuh menjadi sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh menjadi pusat penyebaran agama islam. Para wali yang merupakan tokoh penting pada perkembangan kerajaan Demak ini, memanfaatkan posisinya untuk lebih menyebarkan islam kepada penduduk Jawa. para wali juga berusaha menyebarkan Islam di luar pulau jawa. Penyebaran agama islam di Maluku dilakukan oleh Sunan Giri sedangkan di daerah Kalimantan Timur dilakukan oleh seorang penghulu dari kerajaan Demak yang bernama Tunggang Parangan. Setelah Kerajaan Demak lemah maka muncul Kerajaan Pajang.


2. Kerajaan Mataram
Setelah Kerajaan Demak berakhir, berkembanglah kerajaan Pajang dibawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya. Dibawah kekuasaannya, Pajang berkembang dengan baik. Bahkan berhasil mengalahkan Arya Penangsang yang berusaha merebut kekuasaannya. Tokoh yang membantunya mengalahkan Arya Penangsang diantaranya Ki Ageng Pemanahan (Ki Gede Pemanahan). Ia diangkat sebagai bupati (adipati) di Mataram. Kemudian puteranya, Raden Bagus (Danang) Sutawijaya diangkat anak oleh Sultan Hadiwijiaya dan dibesarkan di istana. Sutawijaya dipersaudarakan dengan putra mahkota, bernama Pangeran Benowo.

Pada tahun 1582, SUltan Hadiwijaya meninggal dunia. Penggantinya, Pangeran Benowo merupakan raja yang lemah. Sementara Sutawijaya yang menggantikan Ki Gede Pemanahan justru semakin menguatkan kekuasannya sehingga akhirnya istana panjang pun jatuh ketangannya. Sutawijaya segera memindahkan pusaka kerajaan Pajang ke Mataram. Sutawijaya sebagai raja pertama dengan gelar Panembah Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Pusat kerajaan ada di kota Gede, sebelah tenggara kota Yogyakarta yang bernama Mas Jolang (1601-1613). Mas Jolang kemudian digantikan oleh puteranya bernama Mas Rangsang atau lebih dikenal dengan nama Sultan Agung (1613-1645). Pada masa pemerintahan Sultan Agung inilah Mataram mencapai Zaman keemasan.

Mataram mengembangkan birokrasi dan struktur pemerintahan yang teratur. Seluruh Wilayah kekuasaan Mataram diatur dan dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

1. Kutanegara
Kutagara atau kutanegara, yaitu daerah keraton dan sekitarnya.

2. Negara Agung
Negara agung atau negari agung, yaitu daerah-daerah yang ada di sekitar kutanegara. Misalnya, Daerah Kedu, Magelang, Pajang, dan Sukawati.

3. Mancanegara
Mancanegara yaitu daerah luar negara agung. Daerah ini meliputi mancanegara wetan (Timur), Misalnya daerah ponorogo dan sekitarnya, serta mancanegara won (Barat), misalnya daerah banyumas dan sekitarnya.

4. Pesisiran
Peisisiran yaitu daerah yang ada di pesisir. Daerah ini juga terdapat daerah pesisir kulon (Barat), yakni Demak terus kebarat, dan pesisir wetan (Timur), yakni Jepara terus ke timur.


3. Kesultanan Banten
Kerajaan Banten berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan. Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hassanudin atau lebih sohor dengan sebutan Fatahillah, mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan, Yakni kesultanan Banten.

Pada awalnya kawasan banten dikenal dnegan nama Banten Girang yang merupakan bagian dari kerajaan Sunda. Kedatangan pasukan Kerajaan dibawah pimpinan Maulana Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus penyebarandakwah islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-Portugis dalam bidang ekonomi politik, hal ini dianggap dapat membahayakan kedudukan Kerajaan Demak selepas kekalahan mereka mengusir Portugis dari Malaka tahun 1513. Atas perintah Sultan Trenggono, Fatahillah melakukan penyerangan dan penaklukkan pelabuhan Sunda Kelapasekitar tahun 1527, yang waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari kerajaan Sunda.


Mungkin sekian saja artikel mengenai Nama-Nama Kerajaan Islam Di Jawa dan Sejarah Singkatnya, Semoga bermanfaat untuk kita semua sebagai tambahan ilmu mengenai sejarah di indonesia.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Nama-Nama Kerajaan Islam Di Jawa Dan Sejarah Singkatnya"

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar jika ada yang perlu didiskusikan. Jangan pernah gunakan ujaran kebencian, bullying, dan kalimat-kalimat yang mengandung unsur SARA!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel

Iklan Bawah Artikel